Pages

Rabu, 30 Maret 2011

BISNIS JARINGAN PEMASARAN
Tertarikkah Anda memiliki sebuah bisnis yang bermodal kecil? Sudah modalnya kecil, risikonya juga kecil. Anda bisa melakukan bisnis ini di mana pun Anda berada, kapan pun Anda menginginkannya, dan yang paling enak - ada konsultan yang akan memberikan saran-saran yang Anda butuhkan agar Anda bisa berhasil di bisnis tersebut.
Bila selama ini Anda selalu punya keinginan untuk memiliki bisnis sendiri, mungkin bisnis seperti itulah Anda butuhkan. Mungkin Anda terperangah. Apa iya bisnis semacam itu? Ada dong. Malah, banyak sekali orang yang sudah berbondong-bondong menjalankan bisnis ini, yang ketika pada awalnya umumnya dilakukan secara sampingan, sebelum akhirnya - dilakukan secara full time.
Tertarik? Simak lebih lanjut.

Kamis, 17 Maret 2011

sejarah boyolali


BOYOLALI

Asal mula nama BOYOLALI menurut cerita serat Babad Pengging Serat Mataram, nama Boyolali tak disebutkan. Demikian juga pada masa Kerajaan Demak Bintoro maupun Kerajaan Pengging, nama Boyolali belum dikenal. Menurut legenda nama BOYOLALI berhubungan dengan ceritera Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang pada abad XVI. Alkisah, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam. Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemui

Geografi boyolali

Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah lebih kurang 101.510.0965 ha atau kurang 4,5 % dari luas Propinsi Jawa Tengah. Wilayah Boyolali terletak antara 110o 22’ BT – 110o50’ BT dan 7o36’ LS – 7o71’LS dengan ketinggian antara 100 meter sampai dengan 1.500 meter dari permukaan laut.
Sebelah timur dan selatan merupakan daerah rendah, sedang sebelah utara dan barat merupakan daerah pegunungan.
Sebelah utara : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan.
Sebelah Timur : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kota Surakarta dan Kabupaten Sukoharjo.
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Klaten dan DIY.
Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang

Rabu, 16 Maret 2011

Hubungan Tanpa Status


Hubungan Tanpa Status
        Ketika jalan buntu sudah ketemu, maka hal mulai digiring oleh nafsu. Mencari alternatif paling aman, dengan trik licik bernama pemaksaan istilah atas nama hawa nafsu yang memeluk kalbu. Di saat rayuan gombal sudah mulai menunjukan hasilnya, maka dua sosok ikhwan dan akhwat akan berpikir yang paling aman. Tidak mungkin bagi mereka pacaran, karena pcaran dilarang dalam Islam. Akhirnya pilihan HTS ( Hubungan Tanpa Status ) diambil sebagai solusi atas dekatnya hati, meski fisik jauh di angan.

HTS : Adakah Masa Depan ?
       Saat pertama kali seseorang  bilang kepada saya bahwa dia terlibat HTS, saya kemudian bertanya padanya, “Mbak apakah Anda melihat ada masa depan hubungan Anda dengan dia ?”. Beragam jawaban dilontarkan. Ada yang spontan menjawab hubungan ini tidak ada masa depannya. Tetapi dia merasa butuh menjalaninya. Tapi ada pula yang menjawab dia tahu bahwa tak ada masa depan hubungan ini, namun dia berharap bila suatu ketika ada kesempatan untuk menjadi pasangannya ia akan lakukan itu.
            HTS tidak memiliki masa depan. Dua insan yang menjalani hubungan itu hanya berlandaskan perasan iseng, coba-coba, berharap akan ada keajaiban dan selalu berjalan di jalan yang menyenangkan. Mereka membutuhkan hubungan semacam itu untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Bahkan boleh jadi dia berdalih dengan suatu kelemahan yang ada pada dirinya. Dia merasa kosong dan  butuh orang untuk mengisi kekosongan hidupnya.
            Ibnu Uqail berkata, “Tidaklah penyakit asmara akan muncul kecuali atas orang yang suka melamun dan menganggur. Jarang sekali orang yang memiliki kesibukan terjangkit penyakit ini, baik kesibukan dalam bentuk memproduksi barang” ataupun berniaga. Apalagi seseorang yang disibukkan dengan ilmu syar’i atau pun hukum syar’i.”
            Dirinya mengaku tidak punya siapa”, kesepian dan selalu membutuhkan orang lain untuk sayang dan menyayangi dia, dalam bentuk apapun namanya. Bahkan memberinya nama saja mereka berdua tidak berani.
            Ibnu Abdil Bar berkata, “Sebagian ahli hikmah pernah ditanya tentang cinta, maka salah seorang dari mereka menjawab, ‘Kesibukan disebabkan hati yang kosong’.”
            Sementara itu Plato dan Aristoteles berpendapat hampir sama. Plato mengatakan, “Cinta itu timbul dari hati yang hampa.”
            Sedangkan Aristoteles mengatakan, “Cinta adalah kebodohan yang muncul tepat bertemu dengan hati yang hampa tanpa kesibukan, baik dengan berniaga maupun berkarya.”
            Salah  seorang ahli hikmah berkata, “Cinta asmara adalah pilihan terburuk yang tepat mengenai jiwa yang lagi hampa.”
            Sementara pakar hati kita, Imam Ibnu Qayyim berkata, “Mabuk asmara akan menimpa hati yang tidak terisi oleh cinta kepada Allah, hati yang selalu berpaling dari-Nya dan mencari pengganti selainNya. Sebab apabila hati seseorang dipenuhi cinta kepada Allah, dan selalu berharap berjumpa dengan-Nya, niscaya segala bentuk penyair asmara akan selamat darinya.”
            Dalam kitab Zaadul Ma’ad, Ibnu Qayyim kembali menegaskan, bahwa perkara yang paling berbahaya bagi seorang hamba adalah kehampaan hati dan jiwa. Karena sesungguhnya jiwa itu tidak pernah kosong. Jika ia tidak disibukan dengan hal” yang bermanfaat maka akan berisi dengan hal” yang membahayakan.
            Semua perkataan itu merupakan nasehat bagi kita semua. Untuk melihat kepada hati kita yang terdalam, apakah memang kita dalam kondisi sepi, hampa, merasa kosong dan tertolak dari banyak hal ???
            Menjalani HTS sama saja dengan menafikan unsur Allah dalam diri kita. Seolah kita tidak cukup puas dengan takdir yang kelak akan kita terima. Kita merasa perlu coba” dengan sesuatu yang sama sekali tidak mendapatkan manfaat. Selain rasa dag dig dug kalau ketahuan sama murabbi, sama orang tua dan khawatir akan dosa yang menyertainya.
            Paling kita hanya akan merasakan letupan” dalam hati yang berjingkat-jingkat menyisir perasaan, terlena dan terbuai layaknya di surga keabadian, merasa disanjung oleh seseorang yang seolah benar” kita sayang. Tapi semuanya palsu, karena itu hanya hubungan yang tidak tentu. Tidak tentu arahnya, dan tidak tentu tujuannya. Untuk apa hubungan itu, siapa yang diuntungkan, apa manfaatnya, sama sekali tidak ada. Kabur, tidak jelas dan cenderung melelahkan !!!!!!